Holiday Ke australia sambil dapat dapat uang
AGEN SABUNG AYAM TERBESAR - Ini dia peluang emas bagi para traveler muda. Keluar negeri, pulang malah bawa uang. KBRI Canberra mempromosikan liburan sambil bekerja di Australia.
Di tengah tingginya animo masyarakat Indonesia bekerja di luar negeri, maka peluang berlibur sambil bekerja harus dimanfaatkan. Pemerintah Australia menawarkan program Work and Holiday Visa (WHV) untuk masyarakat Indonesia. Kuotanya mencapai 1.000 orang per tahun semenjak 2012.
Dalam rilis KBRI Canberra kepada detikTravel, Rabu (7/12/2016) peluang ini disampaikan oleh Duta Besar RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema ketika bertemu dengan WNI pemegang WHV di Adelaide, 5 Desember 2016.
Para pekerja dari Indonesia yang tinggal di Ibukota Negara Bagian South Australia tersebut umumnya bekerja di sektor perkebunan, hospitality dan perawat bagi lansia. Untuk tahun ini, jumlah WNI pemegang WHV sebanyak 720 orang. Dalam beberapa tahun ke depan, kuota dari Indonesia untuk mendapatkan WHV juga akan ditingkatkan.
Menurut Dubes RI, WHV ini merupakan program untuk meningkatkan dan mempererat kerja sama antara masyarakat kedua negara, khususnya di kalangan anak muda dengan memanfaatkan liburan sambil bekerja di Australia.
"Program yang diluncurkan dalam Pertemuan Tahunan antar Kepala Negara kedua negara pada tanggal 3 September 2009 ini diharapkan akan semakin memperkuat saling pemahaman yang lebih baik antar masyarakat Indonesia dan Australia", ujarnya.
Tentu hal ini sangat luar biasa bagi pemuda Indonesia mengingat banyaknya manfaat yang diperoleh. Kita bisa mengenal dan menjelajah Australia secara lebih dekat, menambah wawasan hingga mendapatkan penghasilan.
Ditambahkan oleh Dubes Nadjib, yang sebelumnya pernah menjadi Dubes RI untuk Belgia merangkap Uni Eropa dan Luxemburg tersebut menjelaskan tingginya kebutuhan tenaga kerja, khususnya di sektor pertanian dan pariwisata di sejumlah negara bagian di Australia. Hal ini membuat Pemerintah Australia mempermudah perpanjangan masa bekerja bagi WNI yang bersedia bekerja di kawasan Utara Australia.
Dalam kesempatan tersebut, para pekerja dari Indonesia yang berasal dari berbagai daerah, seperti Magelang, Malang, Jakarta dan sebagainya, menyampaikan kegembiraannya dapat bertemu dengan Dubes Nadjib yang dikenal sangat gigih memperjuangkan peluang bekerja di Australia bagi WNI.
Mereka juga sangat antusias menceritakan pengalaman selama bekerja di Australia sambil berlibur. Mereka rata-rata mendapatkan penghasilan sebesar AUD 16-18per jamnya (Rp 158 ribu-178 ribu). Hakim misalnya. Pemuda asal Magelang ini menyampaikan pengalamannya bekerja di Australia.
"Kini saya sudah menjadi Asisten Juru Masak di sebuah restoran. Saya bekerja 5 hari dalam seminggu. Di luar itu, saya manfaatkan untuk bekerja di sektor lain", tambahnya.
Sementara itu, Jessica yang berasal dari Jakarta dan bekerja di panti jompo, merasa bersyukur berkesempatan bekerja di Australia. Latar belakang ibunya yang keturunan Yunani, sangat membantu pekerjaannya mengingat panti jompo tempatnya bekerja banyak berisi wanita jompo keturunan Yunani yang karena demensia, tidak lagi dapat berbahasa Inggris. Namun, berkat kasih sayang yang ditunjukkannya sebagai perawat, maka dirinya dapat berkomunikasi dan bekerja dengan baik.
Dalam kesempatan tersebut, Dubes RI didampingi oleh Konsul Jenderal RI di Sydney, Yayan GH Mulyana, Koordinator Fungsi Konsuler Kedutaan Besar RI Canberra, Ernawati dan juga dari Konsulat RI Darwin, Andy Rahadian. Di akhir pertemuan, Dubes RI berpesan agar WNI pemegang WHV, melaporkan kedatangan maupun kepindahan agar diketahui keberadaan mereka.
Dubes juga meminta agar mereka memahami peraturan dan mematuhi hukum setempat, menjaga komunikasi dengan pemegang WHV dengan masyarakat Indonesia setempat, seperti dengan PPIA (Perhimpunan Pelajar Indonesia-Australia). Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dimaksud, dapat menghubungi KBRI Canberra pada telepon +61 (2) 6250 8600, twitter @INAEmbAUS, dan website kemlu.go.id.
Di tengah tingginya animo masyarakat Indonesia bekerja di luar negeri, maka peluang berlibur sambil bekerja harus dimanfaatkan. Pemerintah Australia menawarkan program Work and Holiday Visa (WHV) untuk masyarakat Indonesia. Kuotanya mencapai 1.000 orang per tahun semenjak 2012.
Dalam rilis KBRI Canberra kepada detikTravel, Rabu (7/12/2016) peluang ini disampaikan oleh Duta Besar RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema ketika bertemu dengan WNI pemegang WHV di Adelaide, 5 Desember 2016.
Para pekerja dari Indonesia yang tinggal di Ibukota Negara Bagian South Australia tersebut umumnya bekerja di sektor perkebunan, hospitality dan perawat bagi lansia. Untuk tahun ini, jumlah WNI pemegang WHV sebanyak 720 orang. Dalam beberapa tahun ke depan, kuota dari Indonesia untuk mendapatkan WHV juga akan ditingkatkan.
Menurut Dubes RI, WHV ini merupakan program untuk meningkatkan dan mempererat kerja sama antara masyarakat kedua negara, khususnya di kalangan anak muda dengan memanfaatkan liburan sambil bekerja di Australia.
"Program yang diluncurkan dalam Pertemuan Tahunan antar Kepala Negara kedua negara pada tanggal 3 September 2009 ini diharapkan akan semakin memperkuat saling pemahaman yang lebih baik antar masyarakat Indonesia dan Australia", ujarnya.
Tentu hal ini sangat luar biasa bagi pemuda Indonesia mengingat banyaknya manfaat yang diperoleh. Kita bisa mengenal dan menjelajah Australia secara lebih dekat, menambah wawasan hingga mendapatkan penghasilan.
Ditambahkan oleh Dubes Nadjib, yang sebelumnya pernah menjadi Dubes RI untuk Belgia merangkap Uni Eropa dan Luxemburg tersebut menjelaskan tingginya kebutuhan tenaga kerja, khususnya di sektor pertanian dan pariwisata di sejumlah negara bagian di Australia. Hal ini membuat Pemerintah Australia mempermudah perpanjangan masa bekerja bagi WNI yang bersedia bekerja di kawasan Utara Australia.
Dalam kesempatan tersebut, para pekerja dari Indonesia yang berasal dari berbagai daerah, seperti Magelang, Malang, Jakarta dan sebagainya, menyampaikan kegembiraannya dapat bertemu dengan Dubes Nadjib yang dikenal sangat gigih memperjuangkan peluang bekerja di Australia bagi WNI.
Mereka juga sangat antusias menceritakan pengalaman selama bekerja di Australia sambil berlibur. Mereka rata-rata mendapatkan penghasilan sebesar AUD 16-18per jamnya (Rp 158 ribu-178 ribu). Hakim misalnya. Pemuda asal Magelang ini menyampaikan pengalamannya bekerja di Australia.
"Kini saya sudah menjadi Asisten Juru Masak di sebuah restoran. Saya bekerja 5 hari dalam seminggu. Di luar itu, saya manfaatkan untuk bekerja di sektor lain", tambahnya.
Sementara itu, Jessica yang berasal dari Jakarta dan bekerja di panti jompo, merasa bersyukur berkesempatan bekerja di Australia. Latar belakang ibunya yang keturunan Yunani, sangat membantu pekerjaannya mengingat panti jompo tempatnya bekerja banyak berisi wanita jompo keturunan Yunani yang karena demensia, tidak lagi dapat berbahasa Inggris. Namun, berkat kasih sayang yang ditunjukkannya sebagai perawat, maka dirinya dapat berkomunikasi dan bekerja dengan baik.
Dalam kesempatan tersebut, Dubes RI didampingi oleh Konsul Jenderal RI di Sydney, Yayan GH Mulyana, Koordinator Fungsi Konsuler Kedutaan Besar RI Canberra, Ernawati dan juga dari Konsulat RI Darwin, Andy Rahadian. Di akhir pertemuan, Dubes RI berpesan agar WNI pemegang WHV, melaporkan kedatangan maupun kepindahan agar diketahui keberadaan mereka.
Dubes juga meminta agar mereka memahami peraturan dan mematuhi hukum setempat, menjaga komunikasi dengan pemegang WHV dengan masyarakat Indonesia setempat, seperti dengan PPIA (Perhimpunan Pelajar Indonesia-Australia). Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dimaksud, dapat menghubungi KBRI Canberra pada telepon +61 (2) 6250 8600, twitter @INAEmbAUS, dan website kemlu.go.id.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar