Selasa, 25 Oktober 2016

Ada apa dengan Jewish Quarter di Budapest?

Ada apa dengan Jewish Quarter di Budapest?


AGEN CASINO ONLINE TERPERCAYA - Jewish Quarter berangsur menjadi tempat yang paling memikat di Budapest.tempat paling trendi saat ini justru dirangkai dari rongsokan masa silam. Mereka yang singgah akan mengernyitkan dahi, mungkin terperanjat, atau barangkali terpukau, seperti saya,

yang duduk termenung menyeruput cokelat panas sembari mengagumi betapa keindahan ternyata bisa berjarak hanya beberapa sentimeter dari keranjang sampah.
Namanya Szimpla Kert. Artinya “kebun yang bersahaja.” Tempat ini sejatinya sebuah pujasera yang dihuni belasan perusahaan independen, mulai dari shisha bar, rental sepeda, restoran, hingga design shop. Di halamanbelakangnya terdapat ruang layar tancap yangberoperasi selepas musim dingin. Semuanya berbagi tempat di apartemen kumal tiga lantai yang pernah lama terbengkalai.
Interiornya kusam dan suram. Sampah dan dekorasi saling sengkarut. Berantakan, tapi artistik. Sekujur dinding bangunan dijejali stiker, graffiti, juga poster. Kita bisa menambahkan coretan dan tak seorang pun akan menyadarinya. Duduk di sebuah bar temaram, saya dihibur oleh film abstrak yang ditembakkan belasan monitor komputer dari zaman disket. Beranjak ke lantai dua, sisa-sisa pesta tadi malam masih terendus: aroma mariyuana yang menusuk hidung.
Szimpla seolah memadukan barang-barang loak dari Jalan Surabaya, kreativitas nyeleneh seniman Yogya, serta gairah hipstepengusaha Pasar Santa. “Tak ada tempat seperti ini di mana pun,” ujar pemandu saya. Lihat saja suguhannya: kursi yang dibuat dari potongan papan skateboard; lemari berbentuk kulkas tua; bunga yang tumbuh di atas sepatu ski; meja makan di dalam mobil ringsek.
Terlepas dari kejanggalannya, Szimpla mewakili harapan banyak orang. Tempat ini menyuntikkan nyawa baru pada Jewish Quarter, permukiman kaum Yahudi di Budapest. Szimpla menghidupkan bangunan usang, rutin menggelar pesta, membuat malam-malam di kawasan ini tak lagi menakutkan. Lebih dari itu, ia menjelma jadi objek wisata.
Szimpla adalah alasan mengapa Budapest dijuluki tanah kelahiran “ruin pub.” Turis berdatangan saban hari. Tur ziarah di Jewish Quarter kini tak lengkap tanpa mampir sejenak di Szimpla. Prestasi yang mengagumkan untuk sebuah tempat yang dirakit dari materi daur ulang.
Meninggalkan Szimpla, saya meniti jalan-jalan berlapis batu, melewati gedung-gedung yang kepayahan melawan waktu, mengarungi kampung Yahudi di kota terpadat di Hungaria. Saya datang kala musim dingin baru bersiap-siap hengkang. Udara tajam menggerayangi tubuh, memaksa saya untuk senantiasa merapatkan jaket .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar