Jumat, 14 Oktober 2016

Laut yang hilang?ada lor di asia tengah

laut yang hilang di asia tengah


AGEN SABUNG AYAM TERPERCAYA - Ini kisah dari Uzbekistan. Kisah kota Moynaq di bagian utara Uzebekistan, masuk dalam wilayah otonomi Karakalpakstan. Kota Moynaq dinilai punya pemandangan paling aneh di dunia.

Pemandangannya berupa, bangkai-bangkai kapal di tengah-tengah padang pasir. Ya, biasanya bangkai-bangkai kapal ada di pinggir laut atau justru di dalam air bukan?

Ceritanya begini, puluhan tahun silam Kota Moynaq berlokasi di pesisir Aral Sea alias Laut Aral. Meski namanya 'sea' alias laut, Aral adalah sebuah danau luas dengan ukuran 68 ribu km persegi. Laut Aral pernah menjadi salah satu dari 4 danau terluas di dunia, memegang peranan penting bagi pasokan air tawar untuk wilayah-wilayah di Uzebekistan bagian utara dan Kazakhstan bagian selatan.

Para penduduknya pun menggantungkan hidup dengan menjadi nelayan. Banyak kapal besar di pesisir danaunya untuk menangkap ikan. Semua berjalan normal, hingga tahun 1960-an muncul bencana yang tak terduga.

Saat itu, air Laut Aral pelan-pelan mengering. Tiap tahun terus menerus kering. Celakanya di Kota Moynaq mengeringnya sangatlah drastis. Bahkan kini, air di Laut Aral tinggal tersisa 10 persennya saja!


Para peneliti menilai, keringnya air di Laut Aral adalah karena program irigasi pertanian Uni Soviet (sebelum pecah dan menjadi Rusia) mengalihkan aliran 2 sungai utama Amu Darya dan Syr Darya yang sebagian besar digunakan untuk pertanian kapas.

Ketika Uni Soviet pecah, program irigasinya tidak terkontrol dengan baik. Ditambah dengan perubahan cuaca yang ekstrem, musim panas menjadi lebih panas dan kering sementara musim dingin berlangsung lebih panjang dengan suhu yang lebih dingin, air di Laut Aral terus mengering!

Kembali ke Kota Moynaq, para penduduknya pun mulai meninggalkan kotanya. Tercatat, 100 ribu orang angkat kaki dari sana karena sudah tak bisa lagi menangkap ikan. 18 Ribu orang yang bertahan, terus berharap agar air kembali mengalir dan pindah haluan dengan berternak dan penghasil kapas.

Belum selesai, masalah bagi penduduk Moynaq lainnya adalah soal kesehatan. Pestisida dan pupuk yang digunakan dalam produksi kapas di atas tanahnya ternyata mengandung racun. Racun yang dapat menyebabkan kanker esophagus yang menyerang pencernaan. Bahkan, tingkat kanker esophagus di sana adalah 25 kali lebih tinggi dari rata-rata dunia.

Selanjutnya soal suhu. Suhu saat siang hari mampu menyentuh angka hingga 50 derajat Celcius. Saat malam, dinginnya bukan main dengan suhu yang turun hingga -40 derajat Celcius!

Maka dari itu, Kota Moynaq dijuluki kota mati karena pelan-pelan terus ditinggalkan. Namun satu pemandangan yang tertinggal di sana, adalah bangkai-bangkai kapal di atas padang pasir.

Bangkai-bangkai kapalnya sudah karatan dan dibiarkan teronggok begitu saja di sana. Menjadikannya pemandangan yang dinilai paling aneh di dunia, bangkai kapal di padang pasir!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar