Danau di ketinggian 2.400 MDPL
AGEN SABUNG AYAM TERBESAR - Satu-persatu dari kami keluar dari persembunyian, menyingkirkan hangatnya sleeping bag dan tenda, berusaha untuk melawan dingin yang mencucuk hingga ke tulang sumsum demi sebuah moment bernama “Sunrise”.
Detik-demi detik berlalu, namun yang di tunggu tak menampakan diri juga. Terlambat kah Sang Surya bangun hari ini? Apakah ia masih meringkuk di balik selimut hangatnya? Tentu tidak saudara-saudara. Matahari tak pernah mengingkari kodratnya untuk menyinari seluruh alam raya setiap harinya, bumi pun masih setia berputar pada porosnya selama 24 jam sehari.
Semua hanya tentang persfektif, sudut pandang kita, di tempat lain mungkin saja mereka sudah merasakan hangatnya sinar matahari pagi ini. Kabut tebal masih menyelimuti alam sekitar, jarak pandang masih terbatas. Kami masih belum bisa menyaksikan salah satu danau dengan pemandangan terindah ini.
Mungkin belum keberuntungan kami untuk bisa menyaksikan matahari terbit di Danau Ranu Kombolo yang terkenal akan keindahannya itu, kami masih sabar menunggu, menunggu angin meniupkan halimun yang mengaburkan padangan akan mahakarya sang Khalik.
Tadi malam, sebelum tiba di danau ini, kami hampir saja tersesat karna tebalnya kabut. Beberapa orang harus berpencar untuk menemukan jalur selanjutnya untuk menuju ke sisi lain danau ini. Hingga kawan yang sudah pernah ke sini menemukan jalan setapak yang harus kita lalui, saya hanya mengikuti yang di depan sambil sesekali berteriak kepada rombongan yang di belakang agar tidak terpisah jauh.
Akhirnya tulisan “Selamat Datang di Danau Ranu Kumbolo” di papan yang sudah lapuk menyambut kedatangan kami, danaunya masih belum kelihatan karena tertutup oleh kabut tebal. Kamipun segera mencari lokasi yang cocok untuk berristirahat, walau sudah sampai di tujuan kita untuk hari ini namun bukan berarti kita langsung bisa beristirahat. Kami bagi tugas, yang cowok mendirikan tenda sedangkan yang cewek memasak untuk santapan malam kita.
Perlahan-lahan kabut mulai berkurang, perlahan-lahan keindahan danau seluas 8 hektar di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ini mulai terlihat, matahari sudah tinggi. Pantulan matahari pagi membuat riak-riak air yang tertiup angin tampak seperti keemasan, kabut yang masih tersisa membuat nuansa mistis namun memabukan.
Air danau yang terlihat biru berbalut dengan padang sabana yang menguning dan pepohonan yang menghijau membuat mata tak henti-hentinya memandang ke segala penjuru, akhirnya diberi kesempatan juga untuk menikmati indahnya danau yang berarti “Ranu” dalam bahasa setempat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar