Hal terpenting ketika ke Korea Selatan. "Kamus"
AGEN SABUNG AYAM TERBESAR - Banyak warga Korsel tidak fasih berbahasa Inggris. Oleh karena itu, disarankan agar membawa kamus atau mencari tour guide warga Korsel yang fasih berbahasa Inggris apabila melancong ke negara yang terkenal dengan musik K-Pop ini.
Koordinator Tur Korean Tourism Organization (KTO) Oh Jin Young mengatakan pelajaran Bahasa Inggris di Korsel sangat telat masuk kurikulum pendidikan. Oleh karena itu warga Korsel, terutama yang berusia tua, memilih berbahasa Korea ketimbang Bahasa Inggris.
"Untuk generasi yang sekarang Bahasa Inggris diajarkan sedini mungkin, bahkan mulai sejak elementary school, " kata perempuan Korea yang akrab disapa Jeni ini saat berbincang dengan Tribunnews.com di Seoul, Korsel, Rabu (5/10/2016).
Sebagai warga Korsel, Jeni cukup fasih berbahasa Inggris. Hampir tiap hari selama menemani agenda Fam Trip 2016 KTO, Jeni berkomunikasi dalam Bahasa Inggris, sehingga turis Indonesia yang jadi peserta tidak kesulitan.
Jeni pun bercerita tentang bagaimana ia bisa aktif berbahasa Inggris. Ia mengaku kerap berkeliling dari negara satu ke negara lain. Bahasa Inggris ia pelajari saat berada di Australia selama 10 bulan. Di negara kangguru itu juga Jeni menemui tambatan hati alias jodohnya.
"Suami sesama orang Korea bertemu di Australia, kami sama-sama bekerja di sana. Awalnya saya tidak mengerti apa yang banyak teman saya bicarakan di Australia, tapi saya di sana selama 10 bulan saya pelajari semua," ujarnya.
Jeni juga pernah berkeliling di benua Amerika seperti Kanada, Kuba, Guatemala, dan Chili. Di negara-negara tersebut ia juga mempelajari bahasa Spanyol.
"Sepuluh bulan saya berkeliling Amerika, di sana saya belajar Bahasa Spanyol," ujar perempuan yang hobi jalan-jalan dan traveling ini.
Tersesat karena supir taksi
Koordinator Tur Korean Tourism Organization (KTO) Oh Jin Young mengatakan pelajaran Bahasa Inggris di Korsel sangat telat masuk kurikulum pendidikan. Oleh karena itu warga Korsel, terutama yang berusia tua, memilih berbahasa Korea ketimbang Bahasa Inggris.
"Untuk generasi yang sekarang Bahasa Inggris diajarkan sedini mungkin, bahkan mulai sejak elementary school, " kata perempuan Korea yang akrab disapa Jeni ini saat berbincang dengan Tribunnews.com di Seoul, Korsel, Rabu (5/10/2016).
Sebagai warga Korsel, Jeni cukup fasih berbahasa Inggris. Hampir tiap hari selama menemani agenda Fam Trip 2016 KTO, Jeni berkomunikasi dalam Bahasa Inggris, sehingga turis Indonesia yang jadi peserta tidak kesulitan.
Jeni pun bercerita tentang bagaimana ia bisa aktif berbahasa Inggris. Ia mengaku kerap berkeliling dari negara satu ke negara lain. Bahasa Inggris ia pelajari saat berada di Australia selama 10 bulan. Di negara kangguru itu juga Jeni menemui tambatan hati alias jodohnya.
"Suami sesama orang Korea bertemu di Australia, kami sama-sama bekerja di sana. Awalnya saya tidak mengerti apa yang banyak teman saya bicarakan di Australia, tapi saya di sana selama 10 bulan saya pelajari semua," ujarnya.
Jeni juga pernah berkeliling di benua Amerika seperti Kanada, Kuba, Guatemala, dan Chili. Di negara-negara tersebut ia juga mempelajari bahasa Spanyol.
"Sepuluh bulan saya berkeliling Amerika, di sana saya belajar Bahasa Spanyol," ujar perempuan yang hobi jalan-jalan dan traveling ini.
Tersesat karena supir taksi
Karena banyak warga Korsel yang tidak fasih berbahasa Inggris, banyak turis terutama asal Indonesia memiliki pengalaman buruk. Caca, salah satu turis Indonesia menjadi korban saat supir taksi mengantarkannya ke lokasi yang salah. Hal itu terjadi karena sang supir taksi tidak pandai berbahasa Inggris.
"Dari Lotte habis belanja kita pulang naik taksi. Minta diantar ke Hotel Ibis Myeongdong diantarnya ke Hotel Ibis Dongdaemon, akhirnya pihak hotel bantu bicara," kata Caca.
Saat berbelanja pun juga begitu, Tribun sempat melihat pakaian di kawasan kaki lima Myeongdong. Maksud hati ingin bertanya berapa harganya sang pedagang justru menjawab 'Beli Dua Gratis Satu'.
Meski begitu warga Korsel terkenal cukup ramah dengan para turis. Mereka tidak segan tersenyum dan mau menolong apabila melihat orang kesulitan atau tersesat.
"Dari Lotte habis belanja kita pulang naik taksi. Minta diantar ke Hotel Ibis Myeongdong diantarnya ke Hotel Ibis Dongdaemon, akhirnya pihak hotel bantu bicara," kata Caca.
Saat berbelanja pun juga begitu, Tribun sempat melihat pakaian di kawasan kaki lima Myeongdong. Maksud hati ingin bertanya berapa harganya sang pedagang justru menjawab 'Beli Dua Gratis Satu'.
Meski begitu warga Korsel terkenal cukup ramah dengan para turis. Mereka tidak segan tersenyum dan mau menolong apabila melihat orang kesulitan atau tersesat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar